DailyEmotion #2 : Emosi Bisa Lahir dari Suara

Emosi terpicu keluar karena suara? saya berikan definisi suara terlebih dahulu.
Suara adalah pemampatan mekanis atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. 
source : https://id.wikipedia.org/wiki/Bunyi

Saya akan sedikit membahas tentang suara, manusia berkomunikasi juga menggunakan suara, berarti manusia menyampaikan emosi yang dia rasakan juga melalui suara, lalu suara apa saja yang dapat menyebabkan emosi? ini dia : (1)Suara Alam; (2)Suara Manusia; (3)Suara Hati; (4)Suara Binatang; (5)Suara Benda Mati; Mari kita bahas satu per satu;


1. Suara Alam

Pernahkah Anda mendaki gunung / berkemah ketika pramuka? ya mungkin jaman SD atau SMP dulu, bukankah Anda pernah mendengar suara dedaunan pohon yang terkena angin? bagaimana rasanya? Menyejukkan bukan? Suara dedaunan pohon yang terkena angin dapat membuat Anda merasa lebih sejuk daripada hanya terkena angin langsung, bandingkan saja dengan Anda berada di rumah hanya dengan kipas saja, tentu Anda tidak merasakan kesejukan yang membuat anda relaks bukan?

Hmm lalu pernahkan Anda berjalan ke tepi pantai? mendengarkan suara ombak yang menerjang pasir pantai dan kembali ke laut? bukankah suara tersebut juga sama seperti kasus di atas?

Selanjutnya suara percikan air? apa yang Anda rasakan dari suara percikan air hujan? sedih? galau? bayangkan saja ada hujan tanpa suara air yang mengenai genteng rumah dan jalanan? hujan tanpa suara? kurang menimbulkan emosi bukan?

2. Suara Manusia

Suara manusia? apakah setiap manusia berbicara selalu menimbulkan emosi? hmm mari kita bahas. Ada beberapa unsur dalam suara manusia, yaitu (a)Nada; (b)Intonasi; (c)Artikulasi & Vocab; (d)Tonality; (e)Volume; (f)Jarak Suara; (g)Posisi Suara; (h)Jumlah Suara; Menyampaikan informasi berupa suara berarti juga menyampaikan emosi melalui suara. oke kita bahas satu per satu

a. Nada

Nada sering kali digunakan ketika menyanyikan lagu, apa jadinya kalau menyampaikan lagu tanpa nada yang tepat atau false? tentu kurang enak di dengar bukan? nah Nada biasa digunakan dimana sih selain untuk menyanyi? apakah nada hanya digunakan untuk menyanyi? Nada juga bisa digunakan ketika membaca Al-Qur'an dan Adzan, membaca Al-Qur'an tanpa nada hanya akan membuat Anda bosan membacanya, bacalah Al-Qur'an itu pakai nada, atau dengarkan orang yang membaca Al-Qur'an memakai nada, tentu akan membuat hati Anda merasa lebih sejuk.

b. Intonasi

Bila cara bicara Anda memiliki Intonasi berarti Anda telah menguasai cara bicara menggunakan tempo, jeda, penekanan, dan variasi suara. pentingkah memiliki intonasi? menurut saya sangat penting, emosi tidak hanya terlahir dari suara, emosi juga menular melalui suara, intonasi adalah salah satu cara menularkan emosi Anda ke lawan bicara dengan tanpa sadar

Contoh : bukankah ketika Anda seorang ayah / ibu ingin anak Anda belajar dengan mengatakan "Adek! Belajar!" dengan penekanan memerintah? lalu apa yang ditangkap anak Anda ketika Anda menggunakan intonasi tersebut? tentu anak Anda cepat atau lambat akan melawan perintah Anda, karena Anda telah menularkan emosi kebencian yang keluar dari diri Anda, emosi kebencian kepada anak Anda yang sedang asyik main game.

Contoh lain : kalau saja Anda menggunakan intonasi yang halus? seperti ini "Adeeeek . . . Ayo belajar nak?" dengan intonasi lembut kira kira apa yang anak Anda akan tangkap? perintah? atau ajakan? hmm mungkin anak Anda akan berkatan "iya bentar ma / pa! lagi asyik", tinggal jawab saja "5 atau 10 menit lagi yaa nak, mama / papa tunggu di meja belajar", apa yang terjadi? Anda mengajaknya dengan halus bukan? bukankah anak Anda akan menjadi penurut bila Anda menggunakan intonasi halus?

Perlu di ingat bahwa emosi tidak hanya terlahir dari suara, tapi juga menular melalui suara, jadi hati hati menggunakann suaramu

Intonasi juga sering dipakai di khotbah jum'at dan kebanyakan ceramah spiritual, tapi tidak semua ustadz dan kyai yang memakai intonasi, mungkin hanya di beberapa masjid saja, kebanyakan sih pengucapan dari khotbah flat dan datar saja, yaa saya dan Anda harus sering sering mencoba banyak masjid agar tau cara penyampaian khotibnya bagaimana, baik atau biasa saja.

oke lanjut!

c. Artikulasi & Vocab

Kejelasan apa yang Anda ucapkan juga menentukan emosi yang Anda dapatkan, tidak hanya itu vocabulary / kosa kata yang anda pahami juga menentukan emosi yang Anda dapatkan? bagaimana tidak, jika ada orang rusia sedang mengejek Anda dengan bahasanya sambil tersenyum, bagaimana bisa Anda tersinggung? Anda tidak mengerti bukan?

Lalu ketika ada seseorang mengejek Anda dengan kalimat yang kurang jelas, mungkin terlalu mendengung mungkin karena "nun mati ketemu ya", bagaimana bisa Anda tersinggung? karena artikulasi tidak jelas, Anda tidak mengetahui dua hal, yang pertama Anda tidak tau apakah kalimat tersebut ditujukan untuk Anda atau untuk orang lain, yang kedua, Anda jadi tidak terlalu mendengarkan apa yang diucapkannya, sehingga arti dan makna kalimat tidak terserap dan tidak dapat dipahami oleh Anda.

Jadi semakin jelas kalimat yang Anda ucapkan, makna dan emosinya akan bisa tertular kepada orang lain. Dan gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang lain, jangan terlalu sok keren menggunakan istilah istilah yang orang lain belum mengerti agar orang lain juga cepat paham sehingga Anda tidak perlu mengulang kalimat Anda dan menjelaskan ulang apa yang Anda ucapkan.

d. Tonality

Tonality, atau warna suara, akan sering Anda temukan di setiap wanita dan banyak pria yang "gay", mereka dapat menaik turunkan suara mereka ketika berbicara, berbeda dengan intonasi, kalau intonasi lebih kepada cepat lambat suara dan penekanan, tapi kalau tonality lebih ke nada yang bersifat lebih abstrak karena mengikuti emosi, volumenya tentu selalu lembut, dan tidak pernah di volume tinggi, contoh "akuuuuu muuuungkin akaaan keeesaaaaanaaaaa limaaa atau sepuluuuuh meniiit lagi" dengan nada naik turun.

Emosi yang timbul adalah ketenangan, dan kenyamanan karena kalimat diucapkan tanpa penekanan dengan tinggi rendah suara yang melayang layang.

Lanjut!

e. Volume Suara

Keras lemahnya suara, apakah berpengaruh terhadap emosi? tentu, coba Anda mendengarkan klakson bis dari jarak dekat? "Tin tiiiiiiiiin" atau "Kwaaaaaaaw Kwaaaaaaw", atau "TooooooT TooooooT", "Whuuuuaaw Whuuuuaww" (suara klakson apa suara macan?) hehehe, ini dia uniknya, semakin tinggi volume semakin emosi Anda sensitif, tentu Anda kaget bukan ketika mendengarkan klakson tersebut dan membuat anda takut kemudian minggir, coba kalau klakson itu suaranya lemah sekali volumenya, seperti berbisik? apakah Anda akan minggir karena takut? tidak mungkin, mungkin Anda malah ditabrak hehe

Ada lagi, pernahkah Anda menghadiri konser musik secara langsung? bandingkan dengan Anda menonton konser musik di rumah, kenapa para penonton konser musik Live bisa berjoget dengan histerisnya sedangkan Anda di rumah hanya tiduran menontonnya? benar karena volume suara juga mempengaruhi emosi mereka, mungkin Anda di rumah hanya menonton live konser musik dengan suara standar agar tidak ribut se isi rumah hehe.

f. Jarak Suara

Jarak suara adalah elemen yang terikat dengan volume suara, jauh atau dekat akan mempengaruhi volume suara, namun perlu diperhatikan memang, masih banyak diantara kita yang tetap mengeluarkan suara keras dengan memaki maki padahal orang yang diajak ngobrol ada di dekatnya, kenapa demikian? ada yang bilang seperti ini.

"Itu karena ketika dua orang sedang dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh, meskipun secara fisik mereka begitu dekat. Semakin keras mereka berteriak, semakin mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi."

Itu adalah tanda orang marah, berbeda dengan orang yang jatuh cinta, tentu suaranya berbeda, dan emosi yang dilahirkan dari suaranya akan berbeda juga.

"Karena kedua orang yang sedang jatuh cinta itu begitu dekat. Tidak ada jarak di antara hati mereka. Bahkan begitu dekatnya hati mereka sampai sepatah kata pun tak perlu diucapkan."

Oleh karena itu jarak suara disini bukan hanya jarak secara fisik, namun juga jarak suara secara hati, itulah yang mempengaruhi volume suara, dan volume suara juga mempengaruhi jarak hati, begitu kira kira. Jari lembutkan suaramu agar jarak hati Anda dengan orang di sekitar Anda semakin dekat hehe

g. Posisi Suara

Posisi suara menentukan emosi, apakah dari kiri, dari kanan, dari depan atau dari belakang, dari atas atau dari bawah, apa bedanya?

Posisi dari kiri atau kanan, bila Anda mendegar suara dari kiri Anda, secara emosi Anda akan menjadi kurang tertarik kepada topik pembicaraan, oleh karena itu ada baiknya Anda menukar posisi atau mengganti posisi, karena telinga kiri memang kurang peka terhadap apa yang orang lain ucapkan.

Bila Anda ingin nyaman terhadap orang yang Anda bicara, Anda harus berada di sebalah kirinya, tapi kalau Anda ingin orang yang Anda ajak ngobrol nyaman dengan Anda dan nyambung pembicaraannya, Andalah yang harus berada di kanannya.

Lalu depan atau belakang? hmm tentu saja ngobrol berhadapan satu meja lebih menggugah emosi daripada ngobrol dengan orang di belakangnya, ketika Anda ngobrol dengan orang di belakang Anda tanpa memandang, emosi yang keluar adalah kecurigaan karena anda selalu berfikir tentang apa yang sebenarnya dia ucapkan, ini adalah sebuah efek karena Anda tidak bisa membaca raut wajahnya ketika berbicara

Bagaimana dengan suara dari atas, atau suara dari bawah? suara dari atas, apa itu? benar suara pesawat, pernahkah Anda ketika kecil, waktu ada pesawat lewat di atas langit, di atas posisi Anda kemudian Anda berteriak "Pesawaaat minta uangnyaaaaa!" atau "Kapaaaal njaluk duwiteeee!" jujur itu saya lakukan ketika saya masih TK hingga SD kelas 2, yaa, suara dari atas menunjukkan dia lebih mampu dari Anda, dan Anda sedang membutuhkannya, oleh karena itu wajar kalau speaker aula atau ruangan, diletakkan di sudut atas setiap ruangan, agar seolah olah anda membutuhkan informasinya

Dan suara dari bawah, akan membuat Anda merasa kasihan, pernahkah Anda melihat kucing? dan mengeong dibawah kaki Anda ketika Anda sedang makan ayam goreng? ngeongan kucing ini memberikan isyarat "aku juga mau, aku juga lapar kak, minta dong", ya seolah kita dibutuhkan, hingga terlahirlah rasa kasihan, bukankah pengemis yang meminta minta itu juga selalu duduk di perempatan atau di jalur pejalan kaki dan mengeluarkan suara dari bawah Anda?

Jadi posisi suara Anda menentukan emosi apa yang Anda dapatkan.

h. Jumlah Suara

Pernahkah Anda berdebat dengan beberapa orang? tidak mengenakkan bukan ketika Anda berbicara sambil Anda mendengar orang lain berbicara? Ya karena Anda harus menyerap kalimat sambil mengucapkannya, itu karena telinga Anda tidak bisa tidak mendengar, Anda bahkan menangkap setiap detail informasi yang Anda dengar

Jumlah suara yang sedikit, contoh teriakan satu orang mungkin bisa Anda abaikan, tapi kalau Anda diteriaki orang sekampung? tentu Anda jadi takut bukan?

Lalu jumlah suara juga dapat menyebabkan ketertarikan dan perasaan yang mendalam, ambil contoh, band musik, bukankah disana ada suara gitar, piano, drum, bas dan vokalis? mereka memadukan nada agar emosi yang mereka sampaikan berlipat lipat sampai kepada pendengar, agar pendengar menjadi suka dengan musik secara instan.

Kurang lebih itu adalah pembahasan mengenai suara manusia, lanjut ke suara hati, suara binatang dan benda mati.

3. Suara Hati

Pernah mendengar suara hati atau suara suara yang tiba tiba muncul di kepala tanpa Anda sadari? saya menyebut ini sebagai "Self Talk", berbicara dengan diri sendiri, apakah bisa? tentu bisa, diri Anda memiliki tiga unsur, "Negative You" berperan sebagai Anda yang jahat, iseng, dan usil, "Positive You", berperan sebagai diri anda yang memang baik, suka menolong, kasihan, dan bertanggung jawab, lalu "Netral You", Anda yang berperan mendengarkan Positive dan Negative.

Positive seperti malaikat dan negative seperti setan, perdebatan di kepala seperti yang ada di kartun tom and jerry, itu memang ada, dan itulah yang saya sebut sebagai internal talking.

Pemenang dari debat positif atau negatif akan menentukan emosi Anda kemana, tentu bila Anda hanya suka pasrah dan mengalir saja, mungkin Anda termasuk orang yang "Negative You" nya menang dalam debat internal, tapi kalau Anda suka aksi, tentu anda termasuk orang yang bersahabat dengan "Positive you"

Netral You hanyalah sebagai juri, atau penentu dari pemikiran positif atau negatif, akal atau nafsu, dan itu Anda, Anda yang menentukan apa yang akan Anda jalani, tergantung seberapa banyak debat yang akal dan nafsu / malaikat dan setan lakukan di kepala Anda.

Jadi sering seringlah berdo'a agar Anda jadi orang yang baik hehe.


4. Suara Binatang

Apakah Anda tau kenapa ada istilah "Binatang Buas" dan "Binatang Jinak"? apakah karena makanannya? apakah karena bentuknya? apakah karena suaranya? tentu semua itu adalah aspek aspek kebuasan binatang, dan salah satunya memang suara, semakin buas binatang, suaranya semakin terdengar mengerikan.

Contoh : Kucing, apakah kucing termasuk hewan buas? hmmm belum tentu, kalau dia mengeong di bawah Anda dan Anda kasian, tentu itu adalah hewan jinak, tapi ketika kucing itu berkelahi dengan kucing lain? dengan mengeluarkan suara ngeongan yang mengganggu? bukankah kucing tersebut menjadi lebih buas?

Buas dan Jinak adalah persepsi dari perasaan manusia, tentu semua binatang memiliki sifat jinak dan buas, tapi suara masing masing binatang juga dapat memainkan perasaan Anda.

Contoh : suara anjing dan harimau, bukankah gongongan anjing dan auman harimau bisa mempengaruhi ketakutan Anda? bukankah suara kucing memancing perasaan "gemes" Anda? bukankah suara kicauan burung dapat memancing perasaan damai Anda?

Jadi peliharalah binatang yang dapat membuat emosi Anda positif hehe :)

5. Suara Benda

Anda tentu dapat membedakan suara benda apapun yang pernah Anda lihat, hanya dengan mendegar suara tembakan, Anda dapat menerka ada orang sedang baku tembak menggunakan pistol, padahal suara tersebut juga bisa dihasilkan dari suara sepatu yang dibanting dengan keras, ini membuat Anda menjadi takut dan lari dari tempat itu.

Suara pedang yang beradu pukul, "ceting, ceting", hampir sama dengan suara sendok dan garpu yang di pukulkan, ini menyebabkan Anda menjadi was was, takut tergores atau tersayat.

Oleh karena itu setiap pembuatan film memerlukan, sound effect (SFX) yang tepat dari setiap adegannya, agar terlihat nyata dan emosi tentu sampai kepada para penonton film, tidak mungkin bukan kalau adegan baku tembak di sebuah film suaranya adalah suara klakson, mungkin malah akan jadi parodi film hehehe.

Kurang lebih itulah yang saya bahas di DailyEmotion #2

Kesimpulan

Dari kelima jenis suara tersebut, Suara Alam, Manusia, Hati, Binatang dan Benda, hampir semuanya memiliki apa yang saya sebutkan dala diri manusia,  yaitu (a)Nada; (b)Intonasi; (c)Artikulasi & Vocab; (d)Tonality; (e)Volume; (f)Jarak Suara; (g)Posisi Suara; (h)Jumlah Suara; karena tentu saja itulah yang sebenarnya sampai di telinga Anda, dan membuat persepsi tentang kejadian berupa emosi dan pola emosi, jadi hati hati dengan apa yang Anda dengar, karena itu akan mempengaruhi emosi dan pikiran Anda.
Salam Merdu!